8 NILAI BERPARTNER DALAM BISNIS
Kenapa harus
berpartner atau bermitra?
Kenapa tidak ambil sebagai karyawan saja? Itulah pertanyaan mendasarnya..
Berpartner dalam artian membagi saham (kepemilikan) seperti menikah dengan
seseorang. Mereka hadir dalam kehidupan kita.
Jika tak cocok, tak
bisa begitu saja dipecat, karena ada kepemilikan saham yang harus kita beli
balik. Itu pun kalo dia mau.
Meski Anda memberi
saham kosong (tanpa bayar), jika sudah masuk di akte notaris pendirian
perusahaan, artinya sah sebagai pemilik.
Banyak bisnis yang
bagus, namun gagal bertumbuh karena ada 2 (atau lebih) Jendral dalam 1
peperangan.
Atau berpartner dengan
orang yang tidak kompeten atau komplimen (melengkapi) skill Anda. Hanya sekadar
karena gak enak atau keceplos.
Parahnya kesepakatan
bagi saham adalah RATA, tapi saat kerja TAK RATA. Ribut lagi..
Karena merasa tak
mendapat KEADILAN, semangat mengembangkan bisnis pun pudar, tutup kemudian..
Buka sendiri-sendiri..
Atau.. berujung di
pengadilan, baik perdata atau dicari-cari pidananya. Dulu kawan, sekarang
lawan. True story..
"Jadi Mas J
menyarankan untuk tidak berpartner?"
>> Tak ada 1 pun
bisnis saya yang saya miliki sendiri. Nah loh.. terus..?
Inilah saran saya
untuk menghindari hal-hal tadi saat berpartner..
MELENGKAPI: Pilihlah
partner karena melengkapi skill yang tak Anda miliki. Misal Anda lemah di
manajemen, cari yang jago manajemen.
TERUJI: Jangan
buru-buru mengangkat seseorang sebagai pemegang saham. Bisa mulai dari
konsultan, staff atau manager, setelah teruji dengan waktu, baru masukkan
sebagai pemegang saham.
JELAS: Ada kejelasan
Wewenang dan Kerjaan. Jelas juga siapa jendral yang memutuskan, siapa yang
mentaati.
KOMPROMI: Berpartner
itu seperti menikah, tak selalu sesuai dengan keinginan kita. 1 + 1 kadang jadi
1,75 sebelum bertumbuh menjadi 3 bahkan 10. Ada yang dikompromikan untuk menuju
kemenangan bersama. Yang masih jomblo pasti susah bayanginnya.
KOMITMEN: Masih
seperti menikah, sebisa mungkin memegang komitmen untuk tetap bertahan. Jangan
sedikit-sedikit bilang 'talak'. Kapan dewasanya…?!
LEGOWO: Keadilan
menurut siapa? Kebenaran menurut siapa? Masing-masing punya versinya. Berbesar
hatilah untuk mencapai tujuan yang besar. Mengalah bukan berarti kalah.
SPORTIF: Akui
kesalahan, wong namanya juga manusia. Anggap dia saudara sendiri. Saling
mengingatkan dengan cintaaahh..
PISAH BAIK-BAIK: Kalo
memang tetap harus berpisah, hindari keributan. Mungkin dia bukan partner
sampai tujuan, tapi partner Anda dalam perjalanan.
Angkatlah persaudaraan
diatas uang. Jangan terbeli oleh uang dan membuat pembenaran nurani dalam
kesalahan.
Berpartner tak harus
sampai akhir, mungkin cukup sampai beberapa pulau ke depan, kemudian pisah
dengan kenangan yang indah..
0 komentar:
Posting Komentar