Kisah Sukses Jaya Setia Budi Pengusaha Muda Sukses

Nama Jaya Setiabudi pastilah sering didengar oleh beberapa orang. Jika itu anda maka pastilah tentang buku fenomenal miliknya. Pria kelahiran Semarang, 27 April 1973, dulunya dikenal sebagai anak yang bandel. Ia ketika masih sekolah dasar pernah hampir dikeluarkan. Lalu di SMP nya, ia pernah disumpahi oleh salah satu guru bahwa dia tidak akan pernah menjadi orang sukses. Namun ternyata sumpah itu tidak berlaku bagi hidupnya karena tekatnya yang kuat untuk menjadi bos di perusahaan sendiri.



Bagaimana ketika STM, Jaya justru semakin bandel dan sering bolos atau cabut. Perjalanan hidup berubah ketika dirinya tumbuh dewasa. Ia mulai memiliki tujuan hidup, menjadi pengusaha. Baginya ini telah menjadi keharusan baginya. Sang ayah, Untung Setiabudi, setuju dengan pilihan anaknya kini. Pengalaman ayahnya yang menjadi pegawai bank membuatnya tau betul. Ia kemudian memberikan nesehat, "Lebih baik kecil- kecil jadi bos, daripada gede- gede jadi kuli."

Karir Jaya Setiabudi


Setelah berhasil lulus dari salah satu universitas swasta di Surabaya. Dia pun mencari sumber ilmu tentu saja untuk menjadi seorang pengusaha sukses. Dipilihlah salah satu anak perusahaan milik Astra Group yang dijadikannya wadah mempelajari sirkulasi perdagangan. Bahkan dengan pede (percaya diri), saat ada tes wawancara berlangsung, Jaya Setiabudi menya­takan bahwa tujuannya bekerja adalah mencari ilmu.
Ia bahkan menyebut dengan jelas dirinya ingin menjadi pengusaha ketika itu. Posisi yang dipilih pun bukan engineer sesuai dengan studi yang ditempuh, namun technical buyer. Meski jam kantor telah usai, Jaya tetap bersemangat mengerjakan pekerjaannya. Ketika teman sekantornya masih tertidur pulas, dia mempelajari dan memahami semua tentang pekerjaan tersebut, salah satunya purchasing order.
Si atasan juga tak perlu tau apa yang dikerjakannya hingga malam hari. Jaya tak pernah mendapatkan uang lembur sama sekali. Dia akan sibuk bekerja dari Senin sampai Minggu tanpa mempedulikan besarnya gaji yang diperoleh. Kondisi seperti ini berlangsung hampir selama 1 tahun penuh tanpa libur.

Setelah dirasanya puas atas ilmu yang didapatkannya di Astra. Putra ke enam dari tujuh bersaudara ini lalu mengundurkan diri. Dia pun bersemangat untuk membuka usaha sendiri setelah kurang lebih 1 tahun 4 bulan bekerja. Bisnis pertamanya dibuka pada Agustus 1998. Jaya bermodal 4,5 juta di tangan, lalu bersama dua rekannya mencoba berbisnis Industrial Supply. "Alhamdulillah 3 bulan bangkrut," katanya. Karena kegagalan itu pula hari- harinya menjadi sulit.

Untuk makan sehari- hari, ia hanya membeli satu buah telur dari uang receh yang dulu tidak disukainya. Tapi suami dari Liana ini tetap tegar dan tak takut terjun kembali ke dunia bisnis. Dengan modal minim, Jaya mulai merangkul orang lain bekerja sama. Dia mencoba bisnis serupa bermodal kepercayaan oleh mitra barunya. Dia mulali melihat bisnisnya merangkak naik, mulai menunjukan hasil. Namun seperti pengusaha pemulai lain, bisnisnya yang terlalu cepat berekspani ke bisnis lain -membuka warung makan, desain grafis, distribusi additif (otomotif) membuatnya rugi besar ketika gagal.
"Itu semua uang sekolah saya," ucapnya tanpa beban.
Bisnis besar

Di usia bisnis ke sepuluh tahun, Momentum Group telah membawahi berbagai perusahaan aneka bidang. Ia fokus pada bidang- bidang seperti makanan, teknologi, industri, supplier, minuman, dan ratail. Lainnya, Jaya juga memiliki usaha seperti agen oli (di Jakarta) dan perusahaan training entrepreneurship.Semuanya telah dipercayakan kepada orang- orang pilihan. "Kecuali Momentum Entrepreneur Mindset (yang membidani Ecamp dan YEA), semuanya saya tidak pegang lagi”, imbuhnya. Kini jangan salah jika dia bisa hidup tenang bersama keluarga kecilnya. Itu semua karena bisnisnya telah ditangani para direksinya.



Sebagian besar perusahaannya berlokasi di Batam, karena disanalah tempat yang potensial untuk arus perdagangan baik skala nasional maupun internasional. Setelah Batam, dipilihlah Jakarta sebagai tempat kedua bisnisnya. Meski telah mencapai nilai miliaran rupiah, namun jumlah karyawan yang dipekerjakan ada sekitar 20 orang. Menurut pria yang menyukai film dan tidur, rahasia bisnisnya yaitu diferiensi yang kuat dan sistem yang handal.

Bisnisnya ditunjang kewirausahaan yang tinggi dimana prinsipnya "We Create Partners, not employees". Prinsip yang kemudian dituangkan dalam kebijakan pembagian saham kepada pegawainya, tentunya dengan syarat tertentu. Syarat yang wajib dipenuhi meliputi integritas, loyalitas, dan beberapa kriteria lain. Penerapan konsep tersebut membuat para karyawannya serasa ikut memiliki perusahaan yang dinaunginya. Hasilnya perusahaan itu terus maju dan makin berkembang. ”Saya memiliki partner-partner yang jauh lebih pandai dari saya dan bisa mengembangkan perusahaan lebih baik daripada saya sendiri”, ucapnya merendah.

Ayah dari Sarah Aulia Setiabudi dan Alfin Setiabudi ini, masih sempat membagi ilmunya. Secara aktif ia telah menjadi narasumber di beberapa radio di Batam, TV lokal dan Kolumnis di media masa, baik lokal maupun nasional selama tiga tahun terakhir. Disamping itu, Mentor terfavorit 2008 versi Entrepreneur University ini, memiliki kesibukan berbagi di lebih dari 30 kota se-Indonesia. Tidak seperti beberapa pengusaha lain, Jaya mengaku tida menyukai politik. Ia memilih menuliskan konsep pemikiran melalui media buku. Salah satunya  buku yang berjudul "The Power of Kepepet" yang menjadi motivasi banyak pengusaha muda.


Sebagai pengusaha, ia memiliki visinya sendiri yang ingin digapainya. Pertama, Jaya ingin menciptakan sejuta pengusaha sukses. Dan kedua, dia berharap bisa menjadi saluran rejeki bagi orang lain. Salah satu upaya tersebut melalui Entrepreneur Association (EA). Tujuannya adalah menciptakan pengusaha Indonesia yang bermoral dan memiliki integritas. Asosiasi ini mampu mewadahi semua lapisan pengusaha untuk andil di dalamnya. Sistemnya melalui pengelompokan yang sesuai dengan kriteria yang ditetapkan yakni starting (pemula), growing (berkembang), dan expanding (meluas)
“Saya tetap menikmati masa-masa susah waktu itu. Andaikan mengalami kegagalan lagi, saya yakin bisa bangkit kembali“, ujarnya. Jangan kaget jika kesehariannya, pria yang mengendarai Mercedes ini, hanya mengenakan t-shirt, celana jins dan bersandal ria. ”Itulah seragam kebesaran saya. Malas Jaim-jaiman”, imbuhnya. Dan ke depannya, dia masih ingin mewujudkan obsesi yang didambanya yakni menciptakan Entrepreneur Place yang kelak menjadi Pusat Study dan Pariwisata Entrepreneur terbesar sedunia.

Kisah Sukses CEO Sinar Mas, Eka Tjipta Widjaja

Eka Tjipta Widjaja merupakan seorang pengusaha dan konglomerat Indonesia, Berkat keuletannya dalam menjalankan bisnis perusahaannya, ia merupakan salah satu orang terkaya di Indonesia menurut Majalah Globe Asia edisi bulan desember 2012 dengan kekayaan mencapai 8,7 milyar Dolar Amerika Serikat. Pada tahun 2011, menurut Forbes, ia menduduki peringkat ke-3 orang terkaya di Indonesia, dengan total kekayaan US$ 8 miliar, beliau merupakan pendiri sekaligus pemilik dari Sinar Mas Group, Bisnis utamanya adalah pulp dan kertas, agribisnis, properti dan jasa keuangan. Nama asli Eka Tjipta Widjaja adalah Oei Ek Tjhong, beliau dilahirkan pada tanggal 3 Oktober 1923 di China, Ia terlahir dari keluarga yang amat miskin. Ia pindah ke Indonesia saat umurnya masih sangat muda yaitu umur 9 tahun. Tepatnya pada tahun 1932, Eka Tjipta Widjaya yang saat itu masih dipanggil Oei Ek Tjhong akhirnya pindah ke kota Makassar.


"Bersama ibu, saya ke Makassar tahun 1932 pada usia sembilan tahun. Kami berlayar tujuh hari tujuh malam. Lantaran miskin, kami hanya bisa tidur di tempat paling buruk di kapal, di bawah kelas dek. Hendak makan masakan enak, tak mampu. Ada uang lima dollar, tetapi tak bisa dibelanjakan, karena untuk ke Indonesia saja kami masih berutang pada rentenir, 150 dollar"


Tiba di Makassar, Eka kecil segera membantu ayahnya yang sudah lebih dulu tiba dan mempunyai toko kecil. Tujuannya jelas, segera mendapatkan 150 dollar, guna dibayarkan kepada rentenir. Dua tahun kemudian, utang terbayar, toko ayahnya maju. Eka pun minta Sekolah. Tapi Eka menolak duduk di kelas satu. Eka Tjipta Widjaja bukanlah seorang sarjana, doktor, maupun gelar-gelar yang lain yang disandang para mahasiswa ketika mereka berhasil menamatkan studi. Namun beliau hanya lulus dari sebuah sekolah dasar di Makassar. Hal ini dikarenakan kehidupannya yang serba kekurangan. Ia harus merelakan pendidikannya demi untuk membantu orang tua dalam menyelesaikan hutangnya ke rentenir. Tamat SD, ia tak bisa melanjutkan sekolahnya karena masalah ekonomi. Ia pun mulai jualan.

Ia keliling kota Makassar, Dengan mengendarai sepeda, ia keliling kota Makasar menjajakan door to door permen, biskuit, serta aneka barang dagangan toko ayahnya. Dengan ketekunannya, usahanya mulai menunjukkan hasil. Saat usianya 15 tahun, Eka mencari pemasok kembang gula dan biskuit dengan mengendarai sepedanya. Ia harus melewati hutan-hutan lebat, dengan kondisi jalanan yang belum seperti sekarang ini. Kebanyakan pemasok tidak mempercayainya. Umumnya mereka meminta pembayaran di muka, sebelum barang dapat dibawa pulang oleh Eka. Hanya dua bulan, ia sudah mengail laba Rp. 20, jumlah yang besar masa itu. Harga beras ketika itu masih 3-4 sen per kilogram. Melihat 1 usahanya berkembang, Eka membeli becak untuk memuat barangnya.


Namun ketika usahanya tumbuh subur, datang Jepang menyerbu Indonesia, termasuk ke Makassar, sehingga usahanya hancur total. Ia menganggur total, tak ada barang impor/ekspor yang bisa dijual. Total laba Rp. 2000 yang ia kumpulkan susah payah selama beberapa tahun, habis dibelanjakan untuk kebutuhan sehari-hari. Di tengah harapan yang nyaris putus, Eka mengayuh sepeda bututnya dan keliling Makassar. Sampailah ia ke Paotere (pinggiran Makassar, kini salah satu pangkalan perahu terbesar di luar Jawa). Di situ ia melihat betapa ratusan tentara Jepang sedang mengawasi ratusan tawanan pasukan Belanda. Tapi bukan tentara Jepang dan Belanda itu yang menarik Eka, melainkan tumpukan terigu, semen, gula, yang masih dalam keadaan baik. Otak bisnis Eka segera berputar. Secepatnya ia kembali ke rumah dan mengadakan persiapan untuk membuka tenda di dekat lokasi itu. Ia merencanakan menjual makanan dan minuman kepada tentara Jepang yang ada di lapangan kerja itu.
Keesokan harinya, masih pukul empat subuh, Eka sudah di Paotere. Ia membawa serta kopi, gula, kaleng bekas minyak tanah yang diisi air, oven kecil berisi arang untuk membuat air 2 panas, cangkir, sendok dan sebagainya. Semula alat itu ia pinjam dari ibunya. Enam ekor ayam ayahnya ikut ia pinjam. Ayam itu dipotong dan dibikin ayam putih gosok garam. Dia juga pinjam satu botol wiskey, satu botol brandy dan satu botol anggur dari teman-temannya. Jam tujuh pagi ia sudah siap jualan. Benar saja, pukul tujuh, 30 orang Jepang dan tawanan Belanda mulai datang bekerja. Tapi sampai pukul sembilan pagi, tidak ada pengunjung. Eka memutuskan mendekati bos pasukan Jepang. Eka
mentraktir si Jepang makan minum di tenda. Setelah mencicipi seperempat ayam komplit dengan kecap cuka dan bawang putih, minum dua teguk whisky gratis, si Jepang bilang joto. Setelah itu, semua anak buahnya dan tawanan diperbolehkan makan minum di tenda Eka. Tentu saja ia minta izin mengangkat semua barang yang sudah dibuang.

Segera Eka mengerahkan anak-anak sekampung mengangkat barang-barang itu dan membayar mereka 5 – 10 sen. Semua barang diangkat ke rumah dengan becak. Rumah berikut halaman Eka, dan setengah halaman tetangga penuh terisi segala macam barang. Ia pun bekerja keras memilih apa yang dapat dipakai dan dijual. Terigu misalnya, yang masih baik dipisahkan. Yang sudah keras ditumbuk kembali dan dirawat 3 sampai dapat dipakai lagi. Ia pun belajar bagaimana menjahit karung. Karena waktu itu keadaan perang, maka suplai bahan bangunan dan barang keperluan sangat kurang. Itu sebabnya semen, terigu, arak Cina dan barang lainnya yang ia peroleh dari puing-puing itu menjadi sangat berharga. Ia mulai menjual terigu. Semula hanya Rp. 50 per karung, lalu ia menaikkan menjadi Rp. 60, dan akhirnya Rp. 150. Untuk semen, ia mulai jual Rp. 20 per karung, kemudian Rp. 40.



Kala itu ada kontraktor hendak membeli semennya, untuk membuat kuburan orang kaya. Tentu Eka menolak, sebab menurut dia ngapain jual semen ke kontraktor? Maka Eka pun kemudian menjadi kontraktor pembuat kuburan orang kaya. Ia bayar tukang Rp. 15 per hari ditambah 20 persen saham kosong untuk mengadakan kontrak pembuatan enam kuburan mewah. Ia mulai dengan Rp. 3.500 per kuburan, dan yang terakhir membayar Rp. 6.000. Setelah semen dan besi beton habis, ia berhenti sebagai kontraktor kuburan. Demikianlah Eka, berhenti sebagai kontraktor kuburan, ia berdagang kopra, dan berlayar berhari-hari ke Selayar (Selatan Sulsel) dan ke sentra-sentra kopra lainnya untuk memperoleh kopra murah. Eka mereguk laba besar, tetapi mendadak ia nyaris bangkrut karena Jepang mengeluarkan peraturan bahwa jual beli minyak kelapa dikuasai Mitsubishi yang memberi Rp. 1,80 per kaleng. Padahal di pasaran harga per kaleng Rp. 6. Eka rugi besar. Ia mencari peluang lain. Berdagang gula, lalu teng-teng (makanan khas Makassar dari gula merah dan kacang tanah), wijen, kembang gula. Tapi ketika mulai berkibar, harga gula jatuh, ia rugi besar, modalnya habis lagi, bahkan berutang. Eka harus menjual mobil jip, dua sedan serta menjual perhiasan keluarga termasuk cincin kimpoi untuk menutup utang dagang.
Tapi Eka berusaha lagi. Dari usaha leveransir dan aneka kebutuhan lainnya. Usahanya juga masih jatuh bangun. Misalnya, ketika sudah berkibar tahun 1950-an, ada Permesta, dan barang dagangannya, terutama kopra habis dijarah oknum-oknum Permesta. Modal dia habis lagi. Namun Eka bangkit lagi, dan berdagang lagi. Pada tahun 1980, ia memutuskan untuk melanjutkan usahanya yaitu menjadi seorang entrepreneur seperti masa mudanya dulu. Ia membeli sebidang perkebunan kelapa sawit dengan luas lahan 10 ribu hektar yang berlokasi di Riau. Tak tanggung-tanggung, beliau juga membeli mesin dan pabrik yang bisa memuat hingga 60 ribu ton kelapa sawit. Bisnis yang dia bangun berkembang sangat pesat dan dia memutuskan untuk menambah bisnisnya. Pada tahun 1981 beliau membeli perkebunan sekaligus pabrik teh dengan luas mencapai 1000 hektar dan pabriknya mempunyai kapasitas 20 ribu ton teh.


Selain berbisnis di bidang kelapa sawit dan teh, Eka Tjipta Widjaja juga mulai merintis bisnis bank. Ia membeli Bank Internasional Indonesia dengan asset mencapai 13 milyar rupiah. Namun setelah beliau kelola, bank tersebut menjadi besar dan memiliki 40 cabang dan cabang pembantu yang dulunya hanya 2 cabang dan asetnya kini mencapai 9,2 trilliun rupiah. Bisnis yang semakin banyak membuat Eka Tjipta Widjaja menjadi semakin sibuk dan kaya. Ia juga mulai merambah ke bisnis kertas. Hal ini dibuktikan dengan dibelinya PT Indah Kiat yang bisa memproduksi hingga 700 ribu pulp per tahun dan bisa memproduksi kertas hingga 650 ribu per tahun. Pemilik Sinarmas Group ini juga membangun ITC Mangga Dua dan Green View apartemen yang berada di Roxy, dan tak ketinggalan pula ia bangun Ambassador di Kuningan.
Eka Tjipta Widjaja mempunyai keluarga yang selalu mendukungnya dalam hal bisnis dan kehidupannya. Beliau menikah dengan seorang wanita bernama Melfie Pirieh Widjaja dan mempunyai 7 orang anak. Anak-anaknya adalah Nanny Widjaja, Lanny Widjaja, Jimmy Widjaja, Fenny Widjaja, Inneke Widjaja, Chenny Widjaja, dan Meilay Widjaja.


Kisah sukses TDW,Tung Desem Waringin

Pria tinggi ramping berkacamata itu melompat ke panggung. Begitu menyapa audiens, dalam beberapa kata berikutnya seisi ruangan mulai mabuk antusiasme. Ribuan kalimat meledak dari mulutnya, audiens berdiri, mengangkat tangan, menyentuh pundak teman sebelah, atau melompat tinggi sambil berteriak, seolah tersihir oleh instruksinya. 



Siapa yang tak kenal dengan Tung Desem Waringin. Lelaki berperawakan tinggi ini banyak disebut media sebagai sang Pelatih Sukses. Selain sering tampil di setasiun televisi terkenal, Pak Tung juga memiliki jadwal seminar yang padat. Bahkan dia menggunakan helikopter untuk pindah dari lokasi seminar satu ke sminar berikutnya. Tercatat dia sudah berbicara di depan 183.000 orang hanya dalam waktu 38 bulan terakhir.

Mantan pegawai BCA ini sangat dekat dan memberikan nasehat serta membantu mengubah hidup banyak orang, mulai dari anak petani sampai anak mantan presiden, mulai dari lulusan SD sampai doktor, dari presiden direktur sampai seorang artis papan atas.

Ucapan terimakasih yang tulus Dia terima karena berhasil meningkatkan penjualan mulai dari toko busana muslim di Tanah Abang, jaringan toko handphone, bengkel mobil, bank, agen properti dan lain-lain antara 100% hingga 200% hanya dalam waktu 6 bulan.

Sukses menerbitkan banyak buku dengan penjualan yang fantastis. Caranya yang unik dalam promosi bukunya selalu menyita perhatian dari banyak media. Seperti pada saat launching buku Financial Revolutions, dengan aksi sensasionalnya menunggang kuda di sepanjang jalan Sudirman dengan berpakaian ala Jendral Besar Sudirman sambil membawa poster buku. Tak heran jika bukunya yang terjual 10.115 eksemplar pada launching perdananya. Padahal cetakan pertama hanya dicetak sebanyak 10.000. Terpaksalah 115 orang harus rela menunggu hasil cetakan kedua.
Kisah Sukses penjualan bukunya yang demikian fenomenal membuat Museum Rekor Indonesia (MURI) menabalkan namanya sebagai Penulis Buku Inspirasional Pertama Financial Revolution di Indonesia yang penjualannya melebihi 10.511 exemplar pada hari pertama peredarannya.

Kisah Perjalanan Tung Desem Waringin

Tatang Sutikno terdiam. Bisnisnya hancur, mengangakan utang. Anak ketiganya, Tung Desem Waringin, yang baru dilahirkan di Solo, 22 Desember 1967, tak mampu ia tebus dari rumah sakit. Uang sumbangan dari para saudara justru ia pakai untuk membayar utang. Selintas ia seolah ayah yang kejam. Namun, justru ia tengah memberi pelajaran pertama pada si orok. “Kita harus memegang janji. Walau tak punya uang, harus tetap bertekad membayar utang,” begitu Tung menirukan kata-kata ayahnya.
Syukur, mulai 1969 ayahnya mulai bangkit, punya toko emas. Ketika duduk di kelas 2 SD, Tung dan kedua kakaknya dipanggil sang ayah. “Kalau kita tak bisa jualan dengan baik, maka toko akan tutup, lalu kalian tak bisa sekolah, dan kita semua tidak bisa makan,” begitu pesan Tatang. Tung kecil amat sedih, membayangkan dirinya tidak makan, lalu mati.
Sejak itulah Tung mulai tertarik pada dunia marketing. Otaknya berpikir keras, bagaimana caranya orang bisa percaya seumur hidup dan toko berjalan terus. Ayahnya selalu bilang, “Kamu tak boleh nipu!” Itulah pelajaran kedua.
Jatuh-bangunnya usaha ayahnya membuat Tung terobsesi, suatu saat harus bisa membantu toko ayahnya meraih sukses. Juga membantu toko orang lain, agar tak terjadi hal yang sama dengannya. Itulah awal ia memberi perhatian bagaimana membantu supaya bisnis orang lain bisa jalan.



Namun, seperti juga usaha ayahnya, perjalanan sekolah Tung hingga kelas 2 SMA tidak mulus. Baru ketika kelas 3 SMA ia mulai sadar karena takut enggak lulus. Ia ingat nasihat ayahnya sejak kecil, “Kalau ingin sukses, bergaullah dengan orang sukses.” Ia pun ikut les kimia bareng para juara I sekolah lain. Akibatnya, ia paling lemah. Gurunya gemas. Tung terpacu, semua soal dari Skalu tahun 1965 – 1985, pelajaran kimia, matematika, fisika, minimal sudah empat kali ia kerjakan. Karenanya, ia hafal, dan nilai Ebtanas murninya cukup bagus.

Tung muda diterima di Universitas Sebelas Maret (UNS) Solo, di Fakultas Ekonomi, jurusan Studi Pembangunan. Ia merasa salah jurusan, tidak happy. Lalu mendaftar ke Fakultas Hukum (FH) UNS jurusan Hukum Perdata. “Di sini saya fokus, determinasi one and only.”

Ia bertekad jadi nomor satu. Maka, ia menempel ke mahasiswa teladan. Ia dapat tiga resep. Pertama, indeks prestasi harus di atas 3. Kedua, harus aktif di lembaga kemahasiswaan agar menonjol dan sosialisasinya bagus. Ketiga, harus aktif ikut lomba karya ilmiah. Berkat tekad membara itu, berbagai gelar juara dalam perlombaan akademis berhasil diraihnya. Tak kurang 32 piagam kejuaraan ia kumpulkan, termasuk juara tenis meja dan juara panco.

Semangatnya untuk kuliah dengan baik juga ia tunjukkan. Sebelum kuliah, ia membaca empat buku acuan, padahal yang dianjurkan cukup satu buku. Saat kuliah, ia duduk di depan dan rajin bertanya. Dengan begitu dosen mengenalinya sebagai mahasiswa aktif dan pintar. Mulai semester awal nilainya sudah bagus. Kuncinya, ia adopsi dari mahasiswa teladan tahun sebelumnya, yang menyuruhnya mempelajari soal-soal ujian tahun-tahun sebelumnya. Dari mana ia dapat? “Dari karyawan tata usaha kampus, saya sogok makan gado-gado, ha-ha-ha ….”


Ketika tinggal skripsi, Tung menjadi salesman emas, yang ia ambil dari toko kakaknya dan dari pengusaha emas di Jakarta. Ia berkeliling dari toko ke toko, mulai dari Tayu, Jepara, Semarang, Salatiga, Ambarawa, sampai Pekalongan. Selagi asyik dengan emas, Tung terpilih jadi mahasiswa teladan UNS. Karena ia jarang kuliah, temannya menyindir, “Wah, teladan nih. Kalau semua mahasiswa meniru kamu, kampus kosong.”
Rahasia Tung menjadi yang terbaik rupanya sederhana, yakni keyakinan bahwa “Suatu kejadian negatif, jika diberi arti berbeda ,maka hasilnya jadi positif.” Ia memberi contoh, ketika ayahnya gagal berjualan emas, ia terpacu untuk piawai berjualan. Betul juga, Tung malah sukses menjadi salesman emas.
Lulus kuliah, begitu banyak ia mengirim lamaran. Namun, tak satu pun yang memanggilnya. Hanya Bank Central Asia (BCA) yang tertarik memanggilnya pada Agustus 1992. Dari 200 pelamar tersaring hanya delapan orang. Semuanya lulusan luar negeri, kecuali Tung. Ia langsung menjalani training di Jakarta. Di kelas, ia menonjol karena banyak bertanya, walau tak jarang pertanyaannya terlampau awam sehingga sering ditertawai seisi kelas. Ia tak perduli. Pada ujian minggu pertama nilainya tertinggi. Teman dan pengajar mulai respek. Akhirnya, ia menjadi lulusan terbaik.
Ia langsung dikirim ke BCA cabang Surabaya untuk membenahi 22 cabang pembantu (capem) yang hasil audit operasionalnya terburuk se-Indonesia. “Saya dikirim sebagai Tung ‘Rambo’ Waringin, karena tanpa anak buah, tanpa jabatan, tanpa kewenangan, dan dijatah dua tahun harus selesai,” kenangnya. Dengan gerak cepat, Tung cuma butuh waktu empat bulan untuk membereskannya. “Surabaya memperoleh hasil audit terbaik di seluruh Indonesia, dari nomor 20 ‘seketika’ jadi nomor satu.” Setelah itu cabang Kupang dan Malang ia bereskan. “Sampai hari ini Malang masih yang terbaik,” ungkapnya ketika ditemui awal September 2005 lalu.
Mengapa Tung begitu mudah membereskan persoalan bisnis?
“Kuncinya, manusia bergerak karena cari nikmat meninggalkan sengsara. Waktu saya menggerakkan manusia, peraturan tinggallah peraturan jika tidak disertai hukuman. Aturan tanpa punishment hanyalah imbauan.” Nah, Tung dengan keras menjaga peraturan, termasuk melakukan denda jika suatu unit melakukan kesalahan. Denda ditanggung karyawan dan pimpinan unitnya.



Tung bisa sehebat itu karena ia belajar terus. Sambil menunggu penempatan, ia tinggal di Jakarta, dan minta surat izin belajar ke divisi audit, sistem, treasury, keuangan, consumer banking, umum, dan sebagainya. “Mungkin saya satu-satunya orang yang paling lengkap pengetahuannya di BCA. Saya tak perlu tahu semua, yang penting saya tahu orang yang lebih tahu.” Resep kedua, ia belajar dari cabang yang hasil auditnya terbaik.
Ketika harus membuka cabang di Malang Utara, ia memulai semuanya dari nol, termasuk sewa ruko untuk kantor, bahkan karyawan. Di tangan Tung, kartu ATM bertumbuh cepat. Soalnya, ia mengiming-imingi nasabah dengan undian berhadiah mobil dan puluhan ponsel. Ia juga memberi uang insentif plus penyematan pin emas bertuliskan “Marketing Champion of BCA” pada karyawan yang menjaring banyak pelanggan.
Berkat kepiawaiannya, pertumbuhan kartu ATM di Kota Malang terbesar se-Indonesia, yakni 204.000. Selain itu, tingkat mati mesin ATM-nya terendah se-Indonesia. Saat memimpin Cabang Utama Malang, tahun 1998, BCA diambil alih pemerintah. Di kala semua cabang kehabisan uang, cabang Malang justru kebanyakan uang. Deposito membanjir.
Keberhasilan demi keberhasilan di BCA yang diraih Tung membuat 12 perusahaan mengincarnya. Ia tak terlalu tertarik. Namun, ketika tahun 2000 ayahnya sakit dan ternyata hasil jerih payahnya hanya cukup untuk membayar perawatan sang ayah di kelas 3 RS Mount Elizabeth, Singapura, ia merasa sedih. Tung menangis. Akhirnya, ia mengajukan surat pengunduran diri dari BCA Mei 2000 dan pindah ke Lippo Group.

Namun, di Lippo Shop, sebagai senior vice president marketing, ia tak cocok dengan pimpinannya. Februari 2001 ia mundur. Tung nekad mengikuti seminar Anthony Robbins di Singapura, meski biayanya AS $ 10.000. Untuk membayar, tanahnya di Malang ia jual.

Suami Suryani Untoro ini memulai karier barunya dengan langkah kanan. Ia berhasil menjadi salah satu murid terbaik Anthony Robbins dan terpilih sebagai Exclusive Indonesia Anthony Robbins Authorized Consultant. Ia juga menjadi murid Robert G. Allen, pakar marketing terkemuka dunia. Bahkan menjadi Exclusive Indonesia Robert T. Kiyosaki Authorized Consultant.

Sebagai konsultan, ia pertama kali menjadi pembicara tamu acara yang diselenggarakan Columbia Elektronik dan Furnitur di Gedung Koni Jakarta. Sayangnya, sound system seminar itu seadanya dan saat ia naik pentas, AC ruangan tiba-tiba mati. Terang saja ia diteriaki sekitar 1.000 peserta dan diminta supaya turun.

Ditantangnya Columbia untuk menggelar seminar gratis di Balai Sarbini. Gayung pun bersambut. Sekitar 4.300 orang hadir dalam seminar itu. Dampaknya, omzet penjualan Columbia bulan berikutnya naik 40%, bulan depannya lagi 30%.Bukan hanya jadi pembicara publik, ia juga melayani konsultasi pribadi. Kliennya mulai dari anak petani sampai anak mantan presiden. Berbeda dengan konsultan lain, ayah dari Tung Waldo Kamajaya (7) dan Tung Alta Kania (4) ini “menyentuh” setiap orang dengan hati. “I do everything untuk mengubah orang. Dalam terapi, kalau perlu, ia saya pukul.”



Ia memacu orang untuk berani melakukan breakthrough, terobosan, baik personal maupun bisnis. Ia berhasil. Begitu banyak orang yang tadinya takut, menjadi berani. Dalam bisnis pun orang berani melakukan action, hingga meraih keuntungan berlipat ganda.
Tak cuma itu. Berkat “ilmu” yang diberikannya kepada orang-orang kepercayaan perusahaan, performa bisnis banyak perusahaan berhasil ia lipatgandakan. Memang, setelah hati dan pikiran disentuh Tung, orang seperti tersihir, dan tergerak untuk berubah lebih baik. Kekuatan motivasi yang dibangkitkannya mampu menyalakan keberanian seseorang untuk melawan rasa takut terhadap apa pun.
Ratusan ribu orang telah merasakan manfaatnya. Namun, ia lebih suka disebut pelatih sukses, karena, “Saya juga memberi langkah-langkah menuju sukses.” Wajar kalau di sela-sela waktunya memotivasi orang untuk sukses, ia juga dipercaya menjadi pengasuh acara “Smarth Wealth” di radio Smart FM dan kolumnis rubrik “Road to be Wealthy” di Majalah Warta Bisnis.

Salam Dahsyat Luar Biasa :)


Kisah Sukses Ippho Santosa ,dan Buku 7 Keajaiban Rezeki


Ippho Santosa dilahirkan pada hari Jumat Wage tanggal 30 Desember 1977 atau 20 Muharam 1398 di Pekanbaru, dari orang tua yang bernama Dwianto Sri Santosa dan Husnelly Nedvia. Ayahnya berasal dari Daerah Istimewa Jogjakarta, ibunya dari Sumatera Barat. Kebetulan, pada zaman perjuangan dua daerah ini pernah menjadi ibukota Republik Indonesia. Dibesarkan di keluarga yang sangat sederhana, ia dikarunai satu adik dan dua kakak.



Bagi anda yang hobi baca buku mungkin tidak asing lagi mendengar nama yang satu ini.Ippho Santosaadalahpenulisbuku best-seller danmega best-seller yang telah di cetak belasan kali setiap tahunnya. Sepanjang tahun 2011-2012 buku-bukunya menjadi buku yang paling laris manis di pasaran. Tahukah anda apa rahasia sukses seorang Ippho Santosa yang telah berhasil menulis buku-buku yang sangat produktif.

Beberapa teman dan keluarga saya yang telah membaca buku-bukunya merasa berterima kasih bisa dipertemukan dengan buku tersebut. Kebanyakan dari mereka merasa termotivasi dan terinspirasi dari rangkaian kata-kata yang di susun oleh penulis. Bahkan orang yang tidak gemar membaca pun ketika saya rekomendasikan membaca bukunya mas Ippho, kebanyakan mereka tidak mau lepas dari buku itu tidak seperti buku-buku lain yang ketika melihat tingkat ketebalannya saja mereka menjadi malas membaca bahkan walaupun sudah membaca beberapa bab awal mereka hanya berhenti sampai disitu dan malas membaca bab berikutnya. 

Tapi buku-buku mas Ippho tidak demikian ketika selesai bab satu sangat berambisi untuk melangkah ke bab selanjutnya begitu seterusnya. Tahukah apa rahasianya? Bahasa yan genteng, simple, dan mudah dipahami lah yang menjadikan buku ini asik di baca bahkan oleh orang yang bukan kutu buku sekalipun.

Buku-buku Ippho Santosa semuanya membahas tentang cara berbisnis dan mendapatkan kekayaan. Seperti yang kita tahu semua orang ingin kaya. Disini di ajarkan cara-cara atau jurus jitu berbisnis mulai dari yang biasa sampai yang luar biasa, mulai dari bisnis sederhana sampai yang luar biasa. Apalagi jurusnya tersebut didapat dari pengalaman-pengalaman hidupnya sendiri. Aspek ini juga lah yang menurut saya menjadikan buku ini laris manis di pasaran di samping bahasanya yang enteng dan mudah dipahami.

Kisah Perjalanannya

Setelah menamatkan S1 Marketing di Malaysia, ia sempat berkarir sebagai pemasar di Sinar Mas Group, Genting Highland, dan perusahaan Filipina, interpreter untuk ILO-PBB, dosen di Universitas Internasional Batam. Kemudian ia mendirikan dan menjalankan EnterTrend Training, di mana belasan ribu orang di seluruh Indonesia telah menjadi peserta pelatihan dan seminarnya sepanjang 2004-2007. EnterTrend Training juga menangani konsultasi dan riset pemasaran. Mulai pertengahan 2007, ia mengurangi memberikan pelatihan, konsultasi, dan riset.

Sampai 2007, klien-kliennya adalah Telkom, Telkomsel, Indosat, PLN, BTN, Bank Panin, BPR Indra, Takaful, distributor ConocoPhilips, distributor Honda, distributor Yamaha, Jasa Raharja, Bio Farma, Pelindo, REI, PHRI, Terminal Tiket, Patria Tours & Travel, Southlinks Country Club, Sepatim (Semen Padang), Riau Pos Group, Arsikon (Pengembang Coastarina), ITS Surabaya, Universitas 17 Agustus Surabaya, Universitas Internasional Batam, Sekolah Global Indo-Asia, Sekolah Kallista, RS. Awal Bros, RS. Budi Kemuliaan, RS. Otorita Batam, Rumah Zakat, Badan Otorita Batam, Pemko Batam, Satlantas Kepri, Dispenda Kepri, DPRD Kepri (Piswan), dan masih banyak lagi.
Setelah berkarier di dalam dan luar negeri, kemudian ia berbisnis dan menulis berbagai
buku, yang telah tersebar sampai ke Timur Tengah, Jepang, Australia, Eropa, dan Amerika.
Buku-buku terbaiknya adalah:


• 7 Keajaiban Rezeki: Rezeki Bertambah Nasib Berubah Dalam 99 Hari Dengan OtakKanan (buku terlaris    dan seminar terbesar 2010-2012 se-Indonesia)
• Percepatan Rezeki Dalam 40 Hari Dengan Otak Kanan.
• 10 Jurus Terlarang! Kok Masih Mau Bersaing Cara Biasa?
• 13 Wasiat Terlarang! Dahsyat dengan Otak Kanan!
• Marketing is Bullshit… Meledakkan Profit dengan Otak Kanan.

Majalah SWA menyebutnya sebagai motivator sekaligus pengusaha. Majalah Ummi
menyebutnya sebagai penanam amal jariyah. Koran Tempo menyebutnya sebagai miliarder
muda yang berbagi. Yang jelas, publik mengenalnya sebagai:
• Pakar otak kanan.
• Penulis mega-bestseller (masuk MURI).
• Pembicara di Asia (termasuk Hongkong dan Jepang).
• Pendiri 70-an cabang TK Khalifah se-Indonesia.

Perusahaan, komunitas, atau EO yang ingin mengundangnya memberikan seminar dan pelatihan, maka investasinya adalah:Rp 20 – 25 juta (durasi 3 jam).
di luar biaya transportasi dan akomodasi


Salah satu karyanya yang sangat fenomenal adalah buku 7 Keajaiban Rezeki yang menjadi Best Seller selama beberapa tahun terakhir. Buku tersebut sangat mencerahkan dan memotivasi banyak orang.


Ippho merupakan pengusaha muda yang telah sukses, disamping tulisan-tulisan yang dibagikan melalui buku pengusaha sukses, beliau juga telah membuktikan kiprahnya dalam bisnis, buktinya beliau memiliki beberapa perusahaan dan bisnis yang telah dijalankan. Coba anda bayangkan jika kita belajar langsung dari para pakarnya maka yang kita dapatkan akan lebih maksimal dibandingkan hanya cuma teori saja.

Salam Sukses Dahsyat Luar Biasa :)

Oppo N3 Kamera Terbaik dan Murah

Selesai sudah acara perilisan Oppo N3 dan Oppo R5 di Singapura, pada ajang tersebut Oppo juga memamerkan beragam teknologi terbaru yang di miliki Oppo N3, dan salah satunya adalah kamera yang bisa berputar otomatis. Tak tanggung-tanggung, Oppo juga menjejali ponsel ini dengan spesifikasi tertinggi saat ini yang mengantarkan Oppo N3 sebagai salah satu smartphone terbaik di dunia.
Rumor yang mengatakan Oppo N3 memiliki layar Quad HD akhirnya terbantahkan, karena ponsel ini hanya memilik layar Full HD 1920×1080, berbeda dengan Oppo Find 7 yang memiliki layar Quad HD sebagai andalannya. Smartphone yang diciptakan bagi pecinta selfie tersebut, lebih menggungulkan kekuatan pada sektor kamera, karena bisa diputa kedepan dan kebelakang, secara otomatis menggunakan O-Click 2.0.
Perusahaan dari negeri Tiongkok tersebut, membuktikan kalau teknologi yang mereka miliki tidak bisa dikalahkan oleh vendor mapan sekelas Samsung, LG, dan Sony. Revolusi kamera yang dimiliki Oppo N3 sebelumnya memang dimiliki Oppo N1, namun tentu saja kualitasnya berbeda karena Oppo memberikan resolusi lebih besar dan teknologi Schneider Kreuznach pada kamera putar Oppo N3.

Hadir untuk kalangan premium, otomatis membuat Harga Oppo N3 dipatok cukup mahal, dan bagi anda yang tertarik melihat bagaimana jeroan ponsel ini secara lengkap, dan berapa Harga Oppo N3 resmi di Indonesia, kami akan menghadirkannya pada artikel Reinaldowebsite.blogspot.com berikut ini.


Spesifikasi Oppo N3
  • Sim Card : Dual Sim, Micro SIM + Nano SIM
  • Dimensi : 161.2 × 77 × 8.7 mm
  • Berat : 169 g
  • Layar : IPS LCD, 5.5 Inch Full HD (1920 x 1080 pixels), 403 ppi
  • Memory Internal : 32 GB
  • Memory Eksternal : microSDup to 128GB
  • Ram : 2 GB
  • Konektivitas : HSPA+, LTE, WI-FI, GPS, Bluetooth V4.0, NFC, USB OTG
  • OS : ColorOS 2, Android OS, v4.4.2 (KitKat)
  • CPU :  Qualcomm Snapdragon 801 Quad-Core 2.3GHz  (MSM8974AA)
  • GPU :  Adreno 330
  • Kamera Belakang : Rotate Camera 16 MP, autofocus, dual-LED flash, Aperture f/2.2, OmniVision OV16825, face detection, panorama, HDR, Video 2160p@24fps
  • Baterai : Non-removable Li-Po 3000 mAh


 Oppo membekali ponsel ini dengan layar berukuran 5.5 inch, disaat vendor lain berlomba-lomba membuat smartphone berlayar Quad HD Oppo masih mempercayai ketajaman layar Full HD 1920 x 1080 pixels dengan kerapatan pixel 403 ppi. Layar tersebut juga dilindungi Gorilla Glass 3 yang tahan terhadap goresan benda tajam, dan benturan saat terjatung dari ketinggian tertentu.
Material kokoh berbahan alumuniom alloh A7075 yang dibuat dengan teknologi micro arc frame, menghasilkan desain cantik dan elegan. ponsel ini juga memiliki lampu LED bernama Skyline Notification 2.0 pada bagian bawahnya seperti yang dimiliki Oppo Find 7. Sedangkan untuk rangka dan body Oppo N3 memiliki ketebalan 8.7 mm, dan berat 169 g.
Pada bagian atas Oppo N3 terlihat satu buah kamrea yang bisa diputar kedepan dan kebelakang. Kamera tersebut bukan kamera standard pada umumnya, melaikan kamera beresolusi 16 Megapixel yang dilengkapi Dual LED Flash. Kamera Oppo N3 bisa berputar secara otomatis berkat teknologi motor yang dimiliki Schneider Electric.
Anda cukup menggunakan O-Click 2.0 atau menguasap sensor sidik jari pada bagian back cover Oppo N3. Sensor Sidik jari tersebut juga bisa digunakan sebagai fitur keamanan sama halnya fingerPrint milik Samsung dan Apple. Lanjut lagi kebagian kamera, ponsel ini memiliki Aperture f/2.2 sehingga kualitas fotonya sangat maksimal walaupun memotret dikegelapan. Oppo juga memiliki teknologi OmniVision OV16825 yang mengoptimalkan beragam fitur pada kamera Oppo N3.
Kemampuan merekam video kamera ponsel ini mencapai resolusi 4K (2160p@24fps), dengan detail sangat tajam dan jernih. Harga Oppo N3 yang mencapai 7 Jutaan di imbangi dengan spesifikasi hardware canggih yang terdiri dari Ram berukuran 2 GB, processor Qualcomm Snapdragon 801 Quad-Core 2.3GHz, dan GPU Adreno 330.
Secara special, Oppo juga menghadirkan OS Android Kikat yang di custom dengan user interface ColorOS 2.0. Spesifikasi hardware yang dimiliki Oppo N3 memang masih kalah dari Oppo Find 7, namun ponsel ini menawarkan teknologi hampir sama dengan smartphone flagship tersebut, yaitu hadirnya teknologi VOOC Rapid Charge yang bisa mengoptimalkan pengisian baterai Li-Po berukuran 3000 mah sampai 75% dalam waktu 30 menit.
Memory internal yang ditawarkan ponsel ini sangat besar, mencapai 32 GB. Itupun masih bisa anda tambahkan microSD dengan kapaitas maksimum 128 GB. Memory internal yang besar bisa menampung ribuan foto dari jepretan kamera 16 megapixel miliki Oppo N3. Bagi pecinta selfie, tentu kamera tersebut sangat menyenangkan, karena bisa diputar kedepan dan kebelakang.


Pengguna Oppo N3 akan dimanjakan dengan fitur Dual Sim yang menampung 2 sim card bertipe Micro Sim dan Nano Sim. Ponsel ini juga mendukung jaringan LTE, dukungan konekvitas pendukung juga sangat lengkap mulai dari NFC, 5G Wi-Fi 802.11 b/g/n/a/ac, USB OTG, Bluetooth 4.0 turut dibenamkan pada ponsel ini. Dengan teknologi yang dimilinya lalu berapa Harga Oppo N3 di Indonesia ?
Harga resmi Oppo N3 dijual USD 649, atapu apabila dirupihkan sekitar 7.8 Juta Rupiah. Ponsel ini memang menjadi smartphone flagship penerus kesuksesan Oppo N1, jadi sangat wajar apabila Harga Oppo N3 dibanderol cukup tinggi, selain itu spesifikasi yang dibawanya juga terbilang mumpuni, terutama pada teknologi kamera yang dimilikinya.
  • Harga Baru : USD 649
  • Harga Bekas : -
  • Harga Terbaru : 
Harga Oppo N3 di Indonesia kemungkinan tidak berbeda jauh dengan harga diatas, jadi anda harus menyiapkan yang tidak sedikit apabila ingin membeli Oppo N3.




Biografi Sule Pelawak Ovj

Profil Biodata Sule - Bagi kalian Yang sering Nonton OVJ (Opera van java)mungkin tidak asing lagi dengan komedian yang satu ini yaitu sule.

Sule yang bernama asli Entis Sutisna ini memulai karir nya dengan salah satu group lawak yaitu SOS dan berhasil mendapat juara pertama dalam ajang API (Audisi Pelawak Indonesia) yang di adakan oleh TPI ingin tahu lebih lanjut tentang biodata dan profil sule.Berikut Info nya.





Biodata lengkap Sule

Nama Asli: Entis Sutisna
Nama Panggilan: Sule
Tanggal Lahir: 15 November 1976
Tempat Lahir: Cimahi, Jawa Barat, Indonesia
Hobi: Melawak, Menyanyi
Twitter: @newsuleprikitiw



Profil Sule OVJ(Opera Van Java)
Entis Sutisna atau yang biasa di panggil Sule Lahir di Cimahi 15 November 1976 Sule semakin di kenal setelah memenang kan API (Audisi Pelawak Indonesia) yang di adakan Oleh TPI, Karir nya semakin meningkat setelah peran nya di OVJ (opera Van Java) Trans 7.
Karena kegemarannya menari, Sule didaftarkan orang tuanya ke sanggar Kandaga. Tidak hanya gemar menari, rupanya Sule juga berprestasi. Dia sering menjadi juara di seputar Jawa Barat dan Jakarta. Hobi menari ini sempat terhenti saat SMP dan dimulai lagi saat dirinya masuk SMKI
Dari kecil, Sule sudah terbiasa mencari uang, karena keadaan ekonomi orang tuanya yang pas-pasan. Orang tuanya adalah pedagang bakso di Cimahi, dan pada malam hari Sule harus membantu mereka berjualan jagung rebus keliling kompleks.
Sule menikah dengan wanita yang bernama Lina Pada tahun 1997 dan di karunia Dua orang  anak laki laki dan perempuan yang bernama rizky dan putri.
Karier pria kelahiran Cimahi, 15 November 1976, ini mulai bersinar setelah sukses memenangi lomba Audisi Pelawak TPI (API) bersama  group lawak SOS. Hanya setahun setelah itu, nama Sule mulai diperhitungkan.



Nama nya terus melambung setelah membintangi acara lawak OVJ(opera Van Java) dan mendapat kan penghasilan Kurang lebih 1 miliar perbulan yang di dapat dari beberapa stasiun TV.